Banyak metode proses pasca panen kopi diantaranya Natural, honey , wash, wine DLL. Setiap proses pasca panen tersebut akan mendapatkan rasa dan karakter kopi yang berbeda. sedikit kami ulas pada proses wash Arabika SUKMOJATI.
Pada proses basah (wash), biji kopi yang sudah dipetik masuk ke dalam proses pemisahan (sortasi). Di tahap ini, biji kopi dimasukkan ke dalam air dan jika biji kopi mengapung, ini menandakan biji kopi tersebut cacat. Biji kopi yang cacat ini kemudian dipisahkan dari biji kopi yang lain.
Setelah dilakukan pemisahan antara biji kopi yang cacat dan yang baik (Rambang), langkah selanjutnya adalah pengupasan kulit dan daging biji kopi dengan menggunakan pulper (alat pengupas). Saat dikupas dengan mesin pulper, biji kopi akan dimasukkan ke dalam bak penampung yang sudah terisi air. Proses ini dilakukan untuk melarutkan lendir yang masih menempel pada kulit kopi (parchment).
Setelah itu, kopi-kopi yang sudah dibersihkan ini masuk ke tahap berikutnya yaitu proses perendaman. Perendaman biasanya dilakukan selama 12 - 34 jam, tergantung dari faktor kelembapan dan suhu udara di lingkungan tersebut.
Setelah perendaman selesai, tahap selanjutnya adalah penjemuran. Proses ini dilakukan untuk mengurangi kadar air pada biji kopi agar berada pada rasio 10-12%. Setelah kering, biji kopi disimpan terlebih dahulu untuk diistirahatkan atau resting,
Tahapan selanjutnya adalah melepaskan kulit parchment atau yang sering kita dengar dg huller.
Tahap terakhir setelah semua proses tersebut adalah sortasi green beans.
Proses ini lebih disukai petani kopi karena kemungkinan gagalnya sangat kecil. Kopi yang diolah secara basah (washed) biasanya akan menghasilkan seduhan yang clean atau karakter rasa yang lebih jernih. Selain itu, umumnya kopi yang menggunakan proses ini memiliki aroma yang lebih kuat, body ringan, aftertaste lebih berkesan dan acidity lebih tinggi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar