Latar Belakang
Saat ini, pasar kopi olahan sudah menjadi industri yang sangat terfragmentasi. Dengan lebih dari 1000 perusahaan pengolahan kopi di Indonesia, maka tingkat persaingan di industri ini sudah pasti sangat tinggi. Secara garis besar, pemain di industri ini dapat dikategorikan ke dalam dua golongan, yaitu mereka yang menggarap pasar nasional dan mereka yang bermain di pasar-pasar lokal.
Dari segi geografis, berada di lereng gunung ringit, yang memiliki ketinggian di atas 800 Dpl, dg kultir tanah yang subur, daerah kami mempunyai potensi untuk pengembangan budidaya kopi, karena saat ini petani petani lokal masih menggunakan cara tanam dan budidaya kopi secara tradisional dan turun temurun. Produktivitas lahan petani sekarang sudah mulai ada peningkatan, petani sendiri merawat tanaman kopi dg pupuk kandang dan humus, kopi Sukmojati sendiri masih mengcover sekitar 30 petani lokal.
Dari sudut pandang permintaan, pasar kopi di Indonesia masih memiliki potensi kopi yang cukup besar. Dibandingkan dengan Amerika Serikat, konsumsi kopi per kapita per minggu di Indonesia hanyalah sekitar %-nya. Ini tentu saja merupakan indikator bagi daya tarik pasar.
Saat ini terdapat sejumlah pemain untuk kategori produk kopi. Banyaknya kompetitor merupakan tantangan yang harus dihadapi dalam persaingan dunia usaha. Dalam memasarkan suatu produk sangat diperlukan kepaduan antara produk dan promosi. Strategi marketing dalam memenuhi kepuasan pelanggan dan mempertahankan produk di mata pelanggan.
Sejarah Kopi Sukmojati
merupakan UMKM yang didirikan di Dusun Gutean Desa Dayurejo Kec. Prigen. Kab. Pasuruan pada tahun 2017.
Proses pengolahan kopi ini mulai tumbuh karena didorong oleh harga di tingkat petani yang relatif murah meskipun budidaya dan cara panennya bagus.
sebuah industri kecil sederhana menggunakan merek "kopi Sukmojati". Untuk menjaga kualitas kopi yang baik,kami selalu menjaga kualitas dan rasa, tidak hanya memproduksi produk kopi bubuk, kami juga menyediakan kopi biji matang (Roasted coffee beans) dan juga biji mentah (greenbeans).
Pengolahan kopi kami selalu menggunakan biji kopi terbaik sehingga menjadikan kopi Sukmojati terjaga betul aroma dan kualitasnya.
Sejarah dan Profile Perusahaan
Nama Usaha : Kopi Sukmojati
Badan hukum : Industri pengolahan kopi
Berdiri : 27Juni 2017
Luas bangunan : 24,7x 50,5 m
Visi, Misi, dan Tujuan Kopi Sukmojati
Visi : Menjadi industri pengolah kopi yang berdaya saing dan memajukan petani lokal.
Misi :
- Mengubah cara penanganan budidaya, panen dan proses pasca panen.
- Market leader dalam penjualan kopi lokal.
- Menciptakan trend baru bahwa kopi lokal dan original lebih enak dan nikmat.
Tujuan :
Memenuhi kebutuhan konsumen baik dalam kemasan kopi bubuk, roasted beans atau greenbeans.
Motto
" Dengan kopi kita bisa berkawan”
A. Deskripsi produk
- Desain dalam industri pengolahan ini yang paling utama adalah bahan baku berupa kopi setelah itu kita siapkan tempat untuk mesin penggiling, mesin saangrai dan penjemuran kopi.supaya produk ini berjalan terus maka kita harus melakukan penimbunan bahan baku karena pohon kopi tidak bisa berbuah secara terus menerus tetapi hanya dapat berbuah dalam jangka satu tahun sekali.
- Teknologi yang digunakan adalah teknologi sederhana yang tepat guna.
- Keunikan produk ini adalah dari segi rasa karena rasa adalah segalanya. Rasa dari produk ini berbeda dengan yang lain karena bubuk asli tanpa campuran sama sekali/ Original coffee.
- Untuk meningkatkan daya saing dipasaran maka kami akan menawarkan bubuk kopi asli ini dengan menyatakan bahwa bubuk kopi ini tidak mengandung campuran-campuran sama sekali seperti dicampur dengan beras atau jagung.
B. Analisa pasar
1.Segmen pasar
Segmen pasar yang kami tuju adalah semua elemen pasar .Pasar yang ingin dicapai merupakan pasar tingkat daerah mulai dari ekonomi menegah kebawah ataupun menengah keatas.produk ini juga harus mengikuti tren pasar saat ini dengan cara mepasar kemasaan produk yang menarik pembeli.2.Harga
Harga produk ini bersaing dengan yang lainnya dengan harga premium dan bervaritif.3.Strategi pemasaran
Strategi pemasaran dilakukan dengan mendistribusikan produk tersebut ke kafe shop daerah terutama daerah dengan suhu udara dingin karena minuman kopi sangat cocok didaerah tersebut.selian itu perlu dipasang sebuah iklan dimedia sosial seperti Fb, IG dan Goggle supaya produk ini dikenal banyak orang.C.Promosi
Kita kan melakukan berbagai macam cara untuk mempromosikan produk ini mulai dari memasokan kepada agen-agen, coffeeshop, warung kopi.
Peralatan dan perlengkapan
1.Jenis Alat
- Wadah/ember
- Gunting
- Karung
- Tempat sampah
- Dan lain-lain
2.Peralatan
- Mesin penggiling bubuk
- Mesin sangrai/roasting
- Mesin sortasi
- Mesin giling basah /pulper
- Mesin giling kering/huller
3.Perlengkapan
- Sepatu boot
- Sarung tangan
- Masker
Proses Pengolahan
Pengolahan Kopi Cara Basah (Full Washed)
Tahapan pengolahan kopi cara basah dapat dilihat pada skema berikut :
Panen Pilih -> Pengupasan kulit kopi HS -> Sortasi Biji Kering -> Pengeringan -> Pencucian ->
Fermentasi -> Pengupasan kulit buah merah -> Sortasi Buah -> Pengemasan dan penyimpanan
1.Pengupasan Kulit Buah Kopi
Pengupasan kulit buah dilakukan dengan menggunakan alat dan mesin pengupas kulit buah (pulper). Pulper sdh menggunakan mesin tepat guna.
a. Fermentasi Kopi
- Fermentasi umumnya dilakukan untuk pengolahan kopi Arabika, bertujuan untuk meluruhkan lapisan lendir yang ada dipermukaan, kulit tanduk biji kopi. Selain itu, fermentasi mengurangi rasa pahit dan mendorong terbentuknya kesan “mild” pada citarasa seduhan kopi arabika.
- Fermentasi ini dapat dilakukan secara basah, dengan merendam biji kopi dalam genangan air, atau fermentasi cara kering dengan cara menyimpan biji kopi HS basah di dalam wadah plastik yang bersih dengan lubang penutup dibagian bawah atau dengan menumpuk biji kopi HS di dalam bak semen dan ditutup dengan karung goni.
- Lama fermentasi bervariasi tergantung pada jenis kopi, suhu, dan kelembaban lingkungan serta ketebalan tumpukan kopi di dalam bak. Akhir fermentasi ditandai dengan meluruhnya lapisan lendir yang menyelimuti kulit tanduk. Waktu fermentasi berkisar antara 12 sampai 36 jam.
b. Pencucian
Pencucian bertujuan menghilangkan sisa lendir hasil fermentasi yang menempel di kulit tanduk.Untuk kapasitas kecil, pencucian dikerjakans ecara manual di dalam bak atau ember, sedangkan kapasitas besar perlu dibantu mesin.
c. Pengeringan
- Pengeringan bertujuan mengurangi kandungan air biji kopi HS dari 60 – 65 % menjadi maksimum 12,5 %. Pada kadar air ini, biji kopi HS relatif aman
- Dikemas dalam karung dan disimpan dalam gudang pada kondisi lingkungan tropis.
- Pengeringan dilakukan dengan cara penjemuran, mekanis, dan kombinasi keduanya.
- Penjemuran merupakan cara yang paling mudah dan murah untuk pengeringan biji kopi. Penjemuran dapat dilakukan di atas para-para atau lantai jemur. Profil lantai jemur dibuat miring lebih kurang 5 – 7 o dengan sudut pertemuan di bagian tengah lantai.
- Ketebalan hamparan biji kopi HS dalam penjemuran sebaiknya 6 – 10 cm lapisan biji.
- Pembalikan dilakukan setiap jam pada waktu kopi masih basah. Pada areal kopi Arabika, yang umumnya didataran tinggi, untuk mencapai kadar air 15 -17 %, waktu penjemuran dapat berlangsung 2 – 3 minggu.
d. Pengupasan kulit kopi HS
Pengupasan dimaksudkan untuk memisahkan biji kopi dari kulit tanduk yang menghasilkan biji kopi beras. Pengupasan dapat dilakukan dengan menggunakan mesin pengupas (huller). Sebelum dimasukkan ke mesin pengupas (huller), biji kopi
hasil pengeringan didinginkan terlebih dahulu
(tempering) selama minimum 24 jam.
Pengolahan Kopi Cara Semi Basah (Semi Washed Process)
Pengolahan secara semi basah saat ini banyak diterapkan oleh petani kopi arabika di ketinggian GAYO ACEH, Sumatera Utara dan Sulawesi Selatan. Cara pengolahan tersebut menghasilkan kopi dengan citarasa yang sangat khas, dan berbeda dengan kopi yang diolah secaara basah penuh (WP). Ciri khas kopi yang diolah secara semi-basah ini adalah berwarna gelap dengan fisik kopi agak melengkung. Kopi Arabika cara semi-basah
biasanya memiliki tingkat keasaman lebih rendah dengan body lebih kuat dibanding dengan kopi olah basah penuh. Proses cara semi-basah juga dapat diterapkan untuk kopi Robusta. Secara umum kopi yang diolah
secara semi-basah mutunya sangat baik. Proses pengolahan secara semi-basah lebih singkat dibandingkan dengan pengolahan secara basah penuh. Untuk dapat menghasilkan biji kopi hasil olah semi-basah yang baik, maka harus mengikuti prosedur pengolahan yang tepat, yaitu seperti pada gambar berikut :
Panen Pilih -> Sortasi Buah -> Pengupasan kulit
buah merah -> Fermentasi + pencucian lendir -> Penjemuran 1-2 hari, KA ± 40 % -> Pengupasan
kulit cangkang -> Penjemuran biji sampai KA 11 –
13 % -> Sortasi dan pengemasan -> Penyimpanan dan penggudangan
a. Pengupasan kulit buah
Proses pengupasan kulit buah (pulp) sama dengan pada cara basah-penuh. Untuk dapat
dikupas dengan baik, buah kopi harus tepat masak (merah) dan dilakukan sortasi buah sebelum dikupas, yaitu secara manual dan menggunakan air untuk memisahkan buah yang diserang hama.
b. Fermentasi dan Pencucian
- Untuk memudahkan proses pencucian, biji kopi HS perlu difermentasi selama semalam atau lebih. Apabila digunakan alat-mesin pencuci lendir, proses fermentasi dapat dilalui.
- Proses fermentasi dilakukan secara kering dalam wadah karung plastik atau tempat dari plastik yang bersih.
- Setelah difermentasi semalam kopi HS dicuc secara manual atau menggunakan mesin pencuci (washer).
c. Pengeringan awal
kondisi tingkat kekeringan tertentu dari bagian
kulit tanduk/cangkang agar mudah dikupas
walaupun kondisi biji masih relatif basah.
• Proses pengeringan dapat dilakukan dengan penjemuran selama 1-2 hari sampai kadar air mencapai sekitar ± 40 %, dengan tebal lapisan kopi
kurang dari 3 cm (biasanya hanya satu lapis)
dengan alas dari terpal atau lantai semen.
• Biji kopi dibalik-balik setiap ± 1 jam agar tingkat
kekeringannya seragam.
• Jaga kebersihan kopi selama pengeringan. d. Pengupasan kulit tanduk/cangkang
Pengupasan kulit tanduk/cangkang pada kondisi biji kopi masih relatif basah dapat dilakukan dengan menggunakan huller yang didisain khusus untuk proses tersebut. Agar kulit dapat dikupas maka kondisi kulit harus cukup kering walaupun kondisi biji yang ada didalamnya masih basah:
1. Pastikan kondisi huller bersih, berfungsi normal
dan bebas dari bahan-bahan yang dapat
mengkonyimasi kopi sebelum digunakan
2. Lakukan pengupasan sesaat setelah
pengeringan/penjemuran awal kopi HS. Apabila sudah bermalam sebelum dikupas kopi HS harus
dijemur lagi sesaat sampai kulip cukup kering
kembali
3. Atur aturan huller dan aliran bahan kopi agar diperoleh proses pengupasan yang optimum. Sejumlah tertentu porsi kulit masih terikut bersama biji kopi labu yang keluar dari lubang keluaran biji. Hal tersebut tidak begitu masalah, karna porsi kulit tersebut mudah dipisahkan dengan tiupan udara
(aspirasi) setalah kopi dikeringkan
4. Biji kopi labu yang keluar harus segera
dikeringkan, hindari penyimpanan biji kopi yang masih basah karena akan terserang jamur yang dapat merusak biji kopi baik secara fisik atau citarasa, serta dapat terkontiminasi oleh
mikotoksin (okhtratoksin A, aflatoksin dll)
5. Bersihkan huller setelah digunakan, agar sisa- sisa kopi dan kulit yang masih basah tidak tertinggal dan berjamur di dalam mesin.
e. Pengeringan biji kopi labu
1. Keringkan biji kopi labu hasil pengupasan dengan penjemuran atau menggunakan mesin pengering mekanis
2. Aturan tebal hamparan biji kopi kurang dari 5 cm, gunakan alas pelastik atau terpal atau latai
semen. Hindari penjemuran langsung diatas permukaan tanah.
3. Balik-balik massa kopi agar proses pengeringan seragam dan lebih cepat.
4. Tuntaskan proses pengeringan sampai dicapai kadar air biji 11-12% biasanya diperlukan waktu 3-5 hari dalam kondisi normal
5. Hindari penyimpanan biji kopi yang belum kering dalam waktu yang lebih dari 12 jam, karena akan rusak akibat dari serangan jamur.
F. Sortasi Kopi Oc/ greenbeans
• Sortasi dilakukan untuk memisahkan biji kopi dari kotoran-kotoran non kopi seperti serpihan daun, kayu atau kulit kopi.
• Biji kopi beras juga harus disortasi secara fisik atas dasar ukuran dan cacat biji. Sortasi ukuran dapat dilakukan dengan ayakan mekanis maupun dengan manual.
• Pisahkan biji-biji kopi cacat agar diperoleh massa
biji dengan nilai cacat sesuai dengan ketentuan SNI
01-2907-1999
G. Pengemasan dan Penggudangan
1. Kemas biji kopi dengan menggunakan karung yang bersih dan baik, serta diberi label sesuai
dengan ketentuan SNI 01-2907-1999. Simpan
tumpukan kopi dalam gudang yang bersih, bebas
dari bau asing dan kontaminasi lainnya
2. Karung diberi label yang menunjukkan jenis
mutu dan identitas produsen. Cat untuk label menggunakan pelarut non minyak.
3. Gunakan karung yang bersih dan jauhkan dari bau-bau asing
4. Atur tumpukan karung kopi diatas landasan kayu dan beri batas dengan dinding
5. Monitor kondisi biji selama disimpan terhadap kondisi kadar airnya, keamanan terhadap organisme gangguan (tikus, serangga, jamur, dll)
dan faktor-faktor lain yang dapat merusak kopi
6. Beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam
penggudangan adalah: kadar air, kelembaban
relatif dan kebersihan gudang. 7. Kelembaban ruangan gudang sebaiknya 70 %.